Periksa Kandungan Tanpa Suami



Hamil adalah momen bahagia setiap pasangan suami istri, karena salah satu tujuan pernikahan adalah memiliki momongan. Hamil merupakan salah satu fenomena unik setiap perempuan, kenapa unik? karena dalam menjalani kehamilan akan berbeda dari satu perempuan dengan perempuan lainya bahkan dari anak pertama, kedua dan seterusnya juga akan ada perbedaan.

Salah satu kegiatan rutin pasangan suami istri ketika menghadapi masa kehamilan adalah memeriksakan kehamilan baik di bidan maupun dokter kandungan. Biasanya ibu hamil akan antusias ketika bisa melihat calon adik bayi melalui USG dan mengetahui kondisi saat dalam kandungan.

Beberapa hari lalu ada seorang teman yang bercerita bahwa saat hendak menentukan tanggal persalinan sesarnya, dia diminta membawa suami. Usut punya usut ternyata dia selama 9 bulan periksa kehamilan di sebuah rumah sakit swasta di Jogja tidak pernah diantar suaminya. Padahal dia harus menunggu hingga berjam-jam untuk mendapat antrian periksa. Tak tanggung-tanggung, dia menunggu hingga 6 jam. Dokter yang ia temui memang salah satu dokter kandungan yang menurut sebagian besar orang adalah yang terbaik. Setiap bulan ia akan datang jam 10.00 pagi dan masuk ke ruang periksa sekitar pukul 15.30 atau 16.00. Hal ini ia lakukan karena tidak menggunakan layanan pendaftaran by phone.

Dia pun bercerita bahwa kedatanganya untuk menentukan tanggal pembedahan putranya menjadi hari yang tak terlupakan. Bagaimana tidak? Dokter dan perawat mengira ia tak memiliki suami karena selalu datang sendiri. Padahal menurutnya, itu karena ia tidak ingin merepotkan suaminya. Selain itu suaminya juga mengantarkan dia ke rumah sakit meski hanya sampai parkiran.


Lain halnya dengan seorang teman yang mengikuti suaminya study di Jepang. Saat ia memeriksakan kehamilan di dokter kandungan Jepang ia tak melihat satupun ibu hamil yang datang dengan ditemani suaminya. Semuanya datang sendiri. Saat ia dan suaminya datang bersama malahan menjadi pusat perhatian orang-orang disana. Ibu hamil disana memang tidak ditemani saat periksa kandungan karena ini urusan perempuan dan laki-laki tetap bekerja seperti biasa.

Nah kalau kalian tipe ibu yang diantar pas periksa kandungan atau sebaliknya nih? Kalau aku situasional ya kalau suami bisa ayo aja tapi kalau suami gak bisa ya berangkat sendiri kecuali pas 3 bulan pertama. Karena aku tipe mabok parah bisa pusing tiba-tiba sehingga mengkhawatirkan apalagi kalau bawa kendaraan sendiri jadi kemana-mana harus sama suami. Itupun aku memilih lebih banyak di rumah daripada keluar karena lemes sekali.

Tapi apapun itu yang penting janin dalam kandungan dan ibu dalam keadaan sehat sehingga siap menghadapi proses melahirkan nanti. Semangat ya buat para ibu hamil dan keunikanya. Kalian hebat.



Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita

Tetangga yang punya bayi

Kerupuk Pasir