Hidup dengan suami pecandu

Saya masih terheran-heran dengan sikap seorang perempuan yang saya kenal. Ia bercerai dengan suaminya saat pernikahan mereka menginjak usia 9 tahun. Mereka sudah dikaruniai seorang anak perempuan berusia 8 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Menjalani kehidupan harmonis sebagai keluarga dan jauh dari masalah ternyata hancur dalam 3 hari saja. Si suami kepincut perempuan muda yang membuatnya tidak pulang 3 hari. Tidak ada kabar dan tidak tahu dimana ia berada.

Perempuan itu memutuskan pergi dari rumah dengan menjual semua aset yang dirumah. Tidak banyak karena hanya ada isi rumah seperti TV, kulas, DVD, kasur dan peralatan elektronik lainya yang ia jual dengan harga 17 juta. Ia pergi dengan membawa anak-anaknya ke rumah saudaranya dengan membawa uang tersebut. Mendengar kabar bahwa istrinya menjual semua isi rumahnya, si suami pulang dengan lemas. Ia mencoba menghubungi istri dan anak-anaknya namun berakhir dengan surat cerai di pengadilan.

Tidak hanya sampai disitu, satu tahun pasca bercerai si perempuan tadi menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Tidak membutuhkan waktu lama mereka memutuskan untuk menikah siri  karena si lelaki belum mengantongi surat cerai dari istri pertamanya dulu. Usut punya usut ternyata si perempuan tadi sudah hamil 2 bulan saat dinikahi. Saya juga sempat bertanya kenapa mau menikah dengan si lelaki yang tidak memiliki pekerjaan dan pecandu, sedangkan kehidupan dia dan anak-anaknya baik-baik saja. Ia pun menjawab sambil menunduk "karena anak ini" sambil menunjuk perutnya.


Sebuah langkah yang berani menurut saya karena lepas dari suami yang selingkuh harus menghadapi suami yang pecandu. Dia memang tidak menginginkan itu terjadi namun dia juga tidak melakukan apapun agar tidak terjadi.

Pelajaran penting bagi semua perempuan bahwa kita memiliki pilihan untuk hidup kita, jangan menyerah dengan mengatakan bahwa ini takdir. Semua bisa diantisipasi agar meminimalisir kemungkinan terburuk terjadi. Percaya bahwa kita boleh dan bisa bahagia tanpa harus mengorbankan apapun.

 

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita

Tetangga yang punya bayi

Kerupuk Pasir