Sudah Merdekakah Kita?

Ketika ada yang bertanya

Sudah merasa merdeka kah anda?

Ada yang jawab belum, kenapa?

Karena pendidikan masih mahal, kebutuhan pokok semakin tidak terjangkau bahkan garam saja naik, pekerjaan sulit di dapat, semua lini masih di kuasai asing, hidup masih susah.

Almarhum Simbah saya pernah bercerita

Saat beliau ingin sekolah tapi tidak diijinkan orang tuanya, teman-temannya ke sekolah tidak membawa buku melainkan daun, jangankan sepatu, sandal saja kadang tidak pakai, kalau makan sepotong tempe untuk makan bersama, makan telur seminggu sekali, makan ayam sebulan sekali, seringnya para pemuda dan laki-laki tua dijadikan pekerja gratis dan yang perempuan dijadikan budak. Masih menyamakan kah anda dengan jaman saat belum merdeka dulu?

Mungkin memang terjadi ketimpangan, ketika ada anak yang bisa merayakan ulang tahun di K*C, ada anak lain juga yang harus menahan lapar karena hanya bisa makan sehari sekali atau ketika ada orang bisa memakai jam harga ratusan juta, ada orang yang hanya punya 3 helai baju yang harus ia cuci bergantian tiap harinya.

Tapi jika ada yang bilang kita belum merdeka, coba lihat ke tangan anda, ada layar hape yang bisa anda pandang kapan saja, bisa update status kapan saja, bisa Selfie kapan saja, lihat di beranda anda, banyak foto berseliweran dari foto berbikini di pantai, foto makan malam mewah, foto sekolah megah, foto pondok pesantren indah, foto masjid bertahta emas, foto ramainya pasar, foto riuhnya lomba 17 Agustus sampai foto bayi baru lahir dengan baju Spiderman.

Kita mungkin masih belum bisa mensejahterakan diri kita tapi bukan berarti negara ini belum merdeka, kita lah yang belum merdeka, masih terperangkap pada asumsi pribadi, bahwa jika pendidikan mahal, garam mahal, pekerjaan sulit adalah salah negara. Renungkan kembali, siapa yang sebenarnya belum merdeka, kita atau negara kita?

Dirgahayu Republik Indonesia

Yang ke 72